Saat otot-otot terasa tegang serta kaku, menggeretakkannya hingga berbunyi ” krek ” memanglah dapat membuatnya terasa ringan. Namun, jangan pernah lakukan ini di bagian leher.
Bagian leher mempunyai struktur anatomi yang kompleks, areanya sempit, serta fungsinya vital.
Menurut penjelasan Dr. Wawan Mulyawan, spesialis bedah saraf, Sp. KP, didalam leher terdapat bermacam organ yang penting fungsinya.
” Misalnya dibagian depan ada kelenjar tiroid yang menyimpan hormon tiroid yang utama dalam metabolisme tubuh. Masih ada lagi esofagus atau trakea yang disebut saluran masuk udara untuk pernapasan, ” kata Wawan.
Selain itu, di leher juga ada pembuluh darah utama ke otak. Makin ke belakang, ada struktur tulang belakang yang di dalamnya ada sumsum tulang belakang serta pembuluh darah ke otak.
” Semua organ-organ ini mempunyai fungsi yang demikian penting. Tidak salah bila ada yang menyebut leher yaitu jembatan kehidupan antara kepala serta tubuh bagian bawah, ” katanya.
Mengingat pentingnya organ-organ yang ada di leher, Wawan menyebutkan manipulasi atau menggerakkan leher secara berlebihan bisa menyebabkan fatal.
Ia menjelaskan, bila tulang leher patah, retak, atau dislokasi, jadi tulang leher jadi tak stabil serta mebuat sumsum tulang di dalamnya cedera.
” Yang tersering bukan patah, namun dislokasi atau melejitnya sendi yang menghubungkan antar tulang leher, ” tutur dokter yang memiliki kompetensi di bagian tulang belakang ini.
Ada 7 ruas tulang leher serta masing-masing ruas dihubungkan oleh dua jenis sendi, yaitu bantalan tulang (diskus) serta sendi penyangga kiri serta kanan (prosesus artikularis superior serta prosesus artikukaris inferor, atau dimaksud juga facet).
Jika tulang serta sendinya melejit, jadi jalinan persendianleher serta ruas tulang lehernya jadi tak stabil serta mencederai sumsum tulang belakang di dalamnya. Akibatnya dapat berlangsung kejadian fatal hingga menyebabkan kematian.
Apalagi bila tulang leher hingga patah, pasti instabilitas ini jadi lebih parah lagi serta bisa menyebabkan kematian yang lebih cepat lagi. Diitambah lagi robeknya pembuluh darah arteri vertebralis akibat tergores tulang leher yang patah ini.
Bunyi ” krek ”
Apabila kita menggerakkan sendi leher hingga berbunyi ” krek ” menunjukkan sudah terjadi manipulasi pergerakan sendi secara berlebihan.
” Bunyi krek ini tampaknya memanglah tak terjadi dislokasi atau patah tulang leher, tetapi sebetulnya dengan semakin sering digerakkan berlebihan, jadi sendi lehernya dapat semakin lemah serta mengakibatkan tulang leher tak stabil. Semakin bertambah usia bakal nampak keluhan nyeri leher kronis, ” tuturnya.
Pada kasus yang menimpa Allya Siska, menurut Wawan gerakan sendi leher yang berlebihan yang dilakukan terapisnya juga diikuti dengan dislokasi tulang serta sendilehernya. ” Bahkan juga mungkin terjadi retakan tulang belakangleher, ” paparnya.
Wawan menyarankan supaya tak menggerakkan leher secara berlebihan, baik oleh diri sendiri, tukang cukur, tukang pijat, bahkan juga oleh orang yang mengaku profesional serta mempunyai sertifikat khusus ini.
” Untuk masalah nyeri leher, punggung, atau nyeri pinggang, datanglah ke pakar profesional yang terdidik dirumah sakit, seperti spesialis saraf, bedah saraf, dokter ortopedi, dokter fisik serta rehabilitasi, bahkan tak ada salahnya ke dokter umum atau fisioterpi, ” sarannya.
Bagian leher mempunyai struktur anatomi yang kompleks, areanya sempit, serta fungsinya vital.
Menurut penjelasan Dr. Wawan Mulyawan, spesialis bedah saraf, Sp. KP, didalam leher terdapat bermacam organ yang penting fungsinya.
” Misalnya dibagian depan ada kelenjar tiroid yang menyimpan hormon tiroid yang utama dalam metabolisme tubuh. Masih ada lagi esofagus atau trakea yang disebut saluran masuk udara untuk pernapasan, ” kata Wawan.
Selain itu, di leher juga ada pembuluh darah utama ke otak. Makin ke belakang, ada struktur tulang belakang yang di dalamnya ada sumsum tulang belakang serta pembuluh darah ke otak.
” Semua organ-organ ini mempunyai fungsi yang demikian penting. Tidak salah bila ada yang menyebut leher yaitu jembatan kehidupan antara kepala serta tubuh bagian bawah, ” katanya.
Mengingat pentingnya organ-organ yang ada di leher, Wawan menyebutkan manipulasi atau menggerakkan leher secara berlebihan bisa menyebabkan fatal.
Ia menjelaskan, bila tulang leher patah, retak, atau dislokasi, jadi tulang leher jadi tak stabil serta mebuat sumsum tulang di dalamnya cedera.
” Yang tersering bukan patah, namun dislokasi atau melejitnya sendi yang menghubungkan antar tulang leher, ” tutur dokter yang memiliki kompetensi di bagian tulang belakang ini.
Ada 7 ruas tulang leher serta masing-masing ruas dihubungkan oleh dua jenis sendi, yaitu bantalan tulang (diskus) serta sendi penyangga kiri serta kanan (prosesus artikularis superior serta prosesus artikukaris inferor, atau dimaksud juga facet).
Jika tulang serta sendinya melejit, jadi jalinan persendianleher serta ruas tulang lehernya jadi tak stabil serta mencederai sumsum tulang belakang di dalamnya. Akibatnya dapat berlangsung kejadian fatal hingga menyebabkan kematian.
Apalagi bila tulang leher hingga patah, pasti instabilitas ini jadi lebih parah lagi serta bisa menyebabkan kematian yang lebih cepat lagi. Diitambah lagi robeknya pembuluh darah arteri vertebralis akibat tergores tulang leher yang patah ini.
Bunyi ” krek ”
Apabila kita menggerakkan sendi leher hingga berbunyi ” krek ” menunjukkan sudah terjadi manipulasi pergerakan sendi secara berlebihan.
” Bunyi krek ini tampaknya memanglah tak terjadi dislokasi atau patah tulang leher, tetapi sebetulnya dengan semakin sering digerakkan berlebihan, jadi sendi lehernya dapat semakin lemah serta mengakibatkan tulang leher tak stabil. Semakin bertambah usia bakal nampak keluhan nyeri leher kronis, ” tuturnya.
Pada kasus yang menimpa Allya Siska, menurut Wawan gerakan sendi leher yang berlebihan yang dilakukan terapisnya juga diikuti dengan dislokasi tulang serta sendilehernya. ” Bahkan juga mungkin terjadi retakan tulang belakangleher, ” paparnya.
Wawan menyarankan supaya tak menggerakkan leher secara berlebihan, baik oleh diri sendiri, tukang cukur, tukang pijat, bahkan juga oleh orang yang mengaku profesional serta mempunyai sertifikat khusus ini.
” Untuk masalah nyeri leher, punggung, atau nyeri pinggang, datanglah ke pakar profesional yang terdidik dirumah sakit, seperti spesialis saraf, bedah saraf, dokter ortopedi, dokter fisik serta rehabilitasi, bahkan tak ada salahnya ke dokter umum atau fisioterpi, ” sarannya.
Blogger Comment